Jakarta, 17 Juni 2025 – Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel kembali memanas dan memicu lonjakan harga emas dunia. Harga emas spot naik ke level US$3.396–3.420 per ounce, mendekati level tertinggi sepanjang masa, seiring meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian global.
Konflik bersenjata ini dimulai saat Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran, termasuk target di wilayah ibukota Tehran. Sebagai respons, Iran mengaktifkan sistem pertahanan udara dan melancarkan serangan balasan berupa drone dalam jumlah besar. Situasi kian genting setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia.
Amerika Serikat turut mengambil langkah strategis dengan mengerahkan kapal induk dan pesawat pengisian bahan bakar ke kawasan Teluk untuk menjaga stabilitas regional dan melindungi kepentingan sekutunya, termasuk Israel dan negara-negara teluk lainnya.
Harga Emas Melonjak, Investor Berburu Safe Haven
Ketidakpastian yang tinggi membuat investor global beralih ke instrumen lindung nilai seperti emas. Menurut laporan FXStreet dan Reuters, harga emas sempat menyentuh US$3.420 per ounce, sebelum mengalami sedikit koreksi teknikal. Namun tren bullish jangka menengah tetap terjaga selama konflik belum mereda.
Di pasar domestik India, harga emas juga tetap tinggi meskipun terjadi koreksi tipis dari rekor tertinggi sehari sebelumnya. Harga emas batangan 10 gram berada di kisaran ₹99.960, turun dari sebelumnya ₹100.480, namun tetap jauh di atas rata-rata historis.
Para analis menilai, selama eskalasi terus berlangsung dan belum ada tanda-tanda de-eskalasi diplomatik, harga emas akan tetap menguat. Level resistance berikutnya diperkirakan berada di kisaran US$3.450–3.500 per ounce.
Faktor Pendukung Kenaikan Harga Emas
Selain faktor geopolitik, harga emas juga didorong oleh:
- Potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS dalam rapat kebijakan minggu ini (18–19 Juni), sebagai respons atas perlambatan ekonomi.
- Kenaikan harga minyak mentah akibat risiko gangguan di Selat Hormuz, yang meningkatkan tekanan inflasi global.
- Permintaan ritel yang stabil di negara-negara Asia seperti China dan India, terutama menjelang musim pernikahan dan festival.
Arah Selanjutnya Bergantung pada Dua Faktor
- Perkembangan situasi Iran–Israel.
Jika konflik meluas atau menyentuh jalur energi utama, lonjakan harga emas bisa makin agresif. Sebaliknya, jika ada mediasi atau gencatan senjata, harga bisa terkoreksi. - Kebijakan moneter The Fed.
Pemangkasan suku bunga akan memperkuat posisi emas sebagai aset tanpa bunga, sementara keputusan mempertahankan suku bunga bisa menahan reli emas.
Kesimpulan
Per 17 Juni 2025, dunia menyaksikan peningkatan signifikan dalam ketegangan Iran–Israel yang langsung berdampak pada lonjakan harga emas global. Dalam situasi penuh ketidakpastian ini, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset perlindungan nilai yang paling dicari.
Investor, pelaku pasar, dan masyarakat umum disarankan untuk terus memantau perkembangan geopolitik dan kebijakan suku bunga global karena keduanya akan menjadi penentu utama arah harga emas dalam waktu dekat.